Jenis-jenis Produk KTH di Ternate dan Tidore

 

Kelompok Tani Hutan pada dasarnya adalah organisasi yang

Ditumbuhkembangkan "dari, oleh dan untuk petani", yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki kegiatan yang berkaitan dengan bidang kehutanan. Ciri pertama yang harus dimiliki KTH adalah memiliki kegiatan yang berkaitan dengan bidang kehutanan. Bila sebuah kelompok menjalankan kegiatan atau usaha yang sepenuhnya di luar atau tidak berkaitan dengan bidang kehutanan, kelompok tersebut bukan tergolong KTH; 

2. Memiliki tujuan bersama meningkatkan taraf hidup dan perekonomian dalam bidang kehutanan Setiap kelompok apa pun pasti memiliki sedikitnya satu tujuan bersama yang ingin dicapai. Upaya pencapaian tujuan bersama tersebut menciptakan kelompok yang dinamis. Khusus KTH, tujuan bersama tersebut berkaitan dengan usaha dalam bidang kehutanan; 

3. Memiliki tingkat keswadayaan dalam pengelolaan hutan dan usaha komoditas hutan Keswadayaan dalam hal ini berarti masyarakat sendiri secara aktif dan kreatif melaksanakan pembangunan di bidang kehutanan atas dasar asas dari, oleh dan untuk masyarakat. Peran eksternal hanya sekadar stimuli  untuk menggali dan  mendorong potensi internal;

4. Memiliki ketergantungan terhadap hutan dan komoditas hutan sebagai sumber kehidupannya KTH menjalankan usaha berkaitan dengan hutan dan sumber daya hutan. Keberlanjutan usahanya sangat berkaitan dan bergantung pada keberadaan dan komoditas hutan.

 

Sebanyak 7 (tujuh) Kelompok Tani Hutan telah eksis melakukan pengolahan komoditas hutan di wilayah kelola KPH Ternate-Tidore melalui pembianaan KPH dan skema Perhutanan Sosial. Di lain pihak pemerintah telah memberikan 13 SK persetujuan perhutanan sosial kepada 13 KTH binaan KPH Ternate-Tidore untuk pemanfaatan kawasan hutan dan komoditas lainnya yang ada di dalamnya.

Usaha Bidang Kehutanan yang sedang berkembang saat ini adalah hasil bukan kayu, mengingat hasil kayu yang berasal dari hutan sudah berkurang. Degradasi hutan yang terjadi saat ini mamaksa masyarakat yang tinggal di sekitar hutan untuk mencari alternatif sumber daya hutan lainnya seperti hasil hutan bukan kayu ini. Hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan hasil sampingan dari sebuah pohon, misalnya getah, daun, kulit, buah atau berupa tumbuhan-tumbuhan yang memiliki sifat khusus seperti rotan, bambu dan lain-lain.

Pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu oleh KTH binaan yang telah menghasilkan produk olahan dalam kemasan adalah :

 

 

 

1. Minyak Cengkeh


 


Jenis Produk : Minyak Atsiri

Bahan baku : cengkeh kering

Produsen : KTH Tunas Muda, Kelurahan Tubo, Ternate

 

Minyak cengkeh, secara tradisional sudah digunakan untuk berbagai macam tujuan seperti;

a.   Antimikroba untuk membantu membunuh bakteria

b.   Pereda rasa nyeri untuk berbagai macam kondisi seperti sakit gigi atau nyeri otot

c.    Meredakan sakit perut karena pencernaan

d.   Menyembuhkan kondisi seperti batuk dan asma

Kendati memiliki manfaat yang sudah terbukti ratusan tahun, penggunaan minyak cengkeh ternyata tidak boleh sembarangan, penting untuk diketahui bahwa perlu memilih jenis minyak cengkeh untuk keperluan oral ataupun topikal.

 

 

2. Minyak Pala

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Minyak pala adalah minyak asiri yang berasal dari rempah-rempah yang melalui proses penyulingan, dan ramuan ini sangat berguna dalam mengobati sejumlah penyakit. Minyak pala memiliki aroma khas yang membantu dalam pengobatan untuk mereka yang menderita sirkulasi darah yang buruk.

 

3. Manisan Pala

 


Jenis Produk : Makanan/Minuman Olahan

Bahan baku : cengkeh kering

Produsen : KTH Tunas Muda, Kelurahan Tubo, Ternate

 

Manfaat Daging Buah Pala untuk Kesehatan adalah :

a.   Menjaga kesehatan otak

b.   Mengurangi rasa sakit

c.    Mengatasi masalah pencernaan

d.   Memelihara kesehatan mulut

e.    Mengatasi insomnia

f.     Mengeluarkan racun dalam tubuh

g.    Memelihara kulit

h.   Mengurangi tekanan darah

 

 

 

 

4. Sarabati


 

 

Jenis Produk : Makanan/Minuman Olahan

Bahan baku : Rempah Lokal

Produsen : KTH Majojo, Kelurahan Tuguwaji, Tidore

 

Sarabati adalah minuman tradisional yang disajikan hangat dan memiliki cita rasa khas rempah-rempah, inilah minuman khusus para bagi Raja dan bangsawan pada jaman kerajaan Ternate dahulu kala. Minuman rempah ini terdiri dari jahe, buah pala, cengkeh, kayu manis, gula aren serta perasan nanas. Minuman ini memang jarang ditemukan dimana pun, bahkan masyarakat Ternate belum tentu juga pernah mencicipi minuman yang hanya dikhususkan bagi para raja.

 

 

5. Kuah Rujak

Kuah rujak umumnya dikenal sebagai bumbu rujak buah yang ternyata bisa dibuat dari berbagai macam bahan. Selain dengan kacang dan gula merah, rujak buah juga bisa disajikan dengan bumbu khas Tidore seperti yang dibuat oleh KTH majojo ini. Bagi yang alergi dengan kacang, bumbu rujak gula merah juga tetap nikmat dibuat meski tanpa campuran kacang.

 

6. Minyak Kelapa

Minyak Kelapa Murni diolah dengan bahan-bahan seperti buah kelapa yang diperoleh dari masyarakat di sekitar hutan yang memiliki kebun kelapa dengan kelimpahan hasil tanaman yang cukup baik.

 

 

7. Kerajinan Bambu

Bahan baku bambu di Pulau Tidore cukup melimpah dan dapat diperoleh hamper diseluruh kawasan hutan. Kerajinan bambu umumnya adalah produk meubeler dan souvenir. Jika memungkinkan pengrajin menerima tawaran konsumen sesuai pesanan yang diinginkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarabati, minuman khas dari Pulau Tidore

EKOWISATA GAMALAMA